Nama Tanjung Priok – yang berada di wilayah Jakarta Utara – kembali menjadi pembicaraan dalam minggu ini. Banyak orang yang mengidentikkan nama Tanjung Priok dengan Mbah Priok, yang makamnya terletak dikawasan Terminal Peti Kemas (TPK) Koja. Dan sebagian masyarakat (juga) mengatakan nama Priok itu dari kata periuk peninggalan sang habib yang meninggal dunia.
Tapi, ada cerita lain soal asal muasal kata Priok itu. Seperti yang dipaparkan sejarahwan Betawi, JJ Rizal – dimuat pada portal berita Detik.Com – bahwa kata Priok berasal dari peninggalan Aki Tirem, seorang penghulu atau kepala desa dan pembuat periuk di kawasan Warakas.
Lebih lanjut Rizal menjelaskan, Aki Tirem memiliki jejak dan sejarah panjang di kawasan Jakarta Utara. Sebagai contoh, di kawasan Warakas masih ada sungai kecil yang sekarang disebut Kali Tirem, yang diambil dari nama Aki Tirem.
Aki Tirem tinggal di kawasan Warakas (Jakarta Utara) sejak sekitar awal abad Masehi. Periuk buatannya sangat terkenal. Bahkan, masih menurut sejarahman lulusan Universitas Indonesia tersebut, bajak laut sampai menyerang tempat Aki Tirem bermukim.
Dulu, tempat tinggal Aki Tirem belum disebut Warakas, melainkan Tanjung. Dan karena kehandalannya membuat periuk, kawasan tempat tinggal Aki Tirem disebut sebagai Tanjung Periuk, yang dalam perkembangannya berubah menjadi Tanjung Priok.
Sedang terkait nama Mbah Priok atau Habib Hasan bin Muhammad Al-Hadad, Rizal menjelaskan, kisahnya baru bermula pada abad ke-17. Mbah Priok kala itu diketahui terdampar dan meninggal di sekitar kawasan Tanjung Priok dengan hanya meninggalkan dayung dan periuk nasi.
Masih menurut Rizal, di dalam sejarah Betawi, makam Mbah Priok sebenarnya tidak begitu terkenal. Lain halnya dengan yang lebih memiliki akar Betawi, seperti makam di Luar Batang, Kramat Groak Condet, atau makam Si Pitung. Namun demikian, bagaimanapun makam Mbah Priok sudah menjadi mitos dan legenda di masyarakat, sehingga pemerintah harus menghormati tradisi yang ada di sana.
***
sumber foto: jakartacitydirectory.com