21 Februari 2008

Tiwi, Selamat Ulang Tahun ya, Nak !

Tidak ada kue tar, tidak ada acara tiup lilin. Ya, di ulang tahun ke-10, Tiwi – putri pertamaku yang nama panjangnya : Alifah Sekar Pertiwi – memilih merayakan ulang tahunnya “hanya” dengan makan malam bersama Adik Tyo, Ayah & Ibunya, Mbah Putri, Mbak Lia & Mas Ary (dua nama terakhir adalah adik dari Ibunya Tiwi), tadi malam di POCI Cijantung Mall.

Di hari ulang tahunnya ini, Tiwi nampak begitu gembira. Inilah kali pertama Tiwi boleh menentukan acara dan tempat ulang tahunnya, juga siapa saja yang ingin diajak serta. Meski tidak ada kado yang “istimewa” dalam hari jadinya, Tiwi juga tidak mempermasalahkan. Bagi Tiwi, sudah bisa mengajak Mbah Putri dan saudara-saudaranya (adik Ibunya) makan bersama adalah sebuah kebahagiaan sendiri. Satu ungkapan yang membuat haru dari Tiwi semalam adalah, “Setiap Tiwi ingin sesuatu kan selalu dipenuhi sama Ayah dan Ibu. Jadi tidak perlu lagi minta kado ulang tahun.”

Ya, hari ini putriku sudah beranjak remaja. Tak terasa sudah 10 tahun – Tiwi lahir tanggal 20 Februari 1998 – dan saat ini sudah menginjak kelas IV SD. Seperti pada namanya : Alifah Sekar Pertiwi, arti dan makna yang terkandung adalah “Bunga bangsa yang lemah lembut” .

Aku percaya, nama anak adalah cerminan doa orangtua. Begitu pula dengan nama Tiwi, saat menerakan nama tersebut 10 tahun silam, aku berharap anakku bisa menjadi “orang” yang berguna bagi bangsa ini, “bunga” bagi bangsa ini, dan tetap bersikap “lemah lembut” sesuai dengan kodrat perempuannya. Mudah-mudahan Allah SWT mendengar dan mengabulkan doa (melalui nama Tiwi) ini, amin.

Selamat Ulang Tahun, Tiwi !