25 Februari 2008

Pohon Pisang itu Mulai Berbuah

Hujan yang mengguyur Jakarta dalam beberapa bulan belakangan ada manfaatnya juga. Terutama bagi tanaman yang menghuni kebun di belakang rumah. Selain membuat semua tanaman – singkong, kacang panjang, kacang tanah, cabe, tomat, papaya, pisang dan berbagai tanaman bunga dalam pot – daunnya bertambah rimbun, sebagian lagi malah sudah keluar buahnya.

Seperti rumpun pohon pisang yang tumbuh di pojok kebun misalnya, tanpa aku sadari dari 6 pohon yang aku tanam sekitar 4 bulan silam, yang 2 pohon sudah keluar tandan pisangnya. Padahal, pohon pisang ini bukan termasuk tanaman prioritas yang perlu mendapat perawatan rutin tiap minggunya (hehehe…. aku rutin merawat berbagai tanaman di kebun hanya hari sabtu atau minggu saja). Sepengetahuanku, pohon pisang termasuk kategori yang “bisa merawat dirinya sendiri” dibanding tanaman sayur dan buah lainnya.

Aku baru benar-benar ngeh tadi pagi, setelah memberi makan ikan lele (rutin tiap pagi) tanpa sengaja aku memandang (serius) rumpun pisang tersebut. Senang juga sih ngelihatnya. Karena semenjak kecil – saat di Malang – aku belum pernah secara langsung belajar menanam pohon pisang. Beda dengan cabe, tomat, papaya, kacang panjang ataupun kacang tanah, yang saat aku kecil dulu sering ikut Bapak (almarhum) ke tegalan. Dari mulai cara menyemai bibit, memindah ke lahan, sampai cara memupuk dan menyemprot hama tanaman, aku hafal benar dengan yang diajarkan Bapakku (ihiiiks… jadi sedih kalo ingat jaman itu…).


Kadang aku juga merasa bersyukur. Hidup di Jakarta yang sudah uyel-uyelan (saking banyaknya manusia yang berebut hidup di ibukota), ternyata masih bisa menikmati “berkebun” layaknya saat masih di kampung. Setidaknya, sepetak tanah kebun di belakang rumah bisa menjadi bukti bagi istri dan anak-anakku, bahwa sebagai ayah aku masih piawai memegang cangkul dan bercocok tanam, selain selama 5 hari full duduk di depan komputer kantor.