01 Mei 2011

Ternyata, Tabir Surya (Tidak) Lindungi Kulit

Produk tabir surya dari berbagai merek kosmetik bernilai miliaran dolar per tahun. Keuntungan besar tercatat pada tahun 60-an hingga akhir 70-an saat kanker kulit akibat terpanggang sinar matahari mencapai puncaknya. Meski pada kenyataannya kanker kulit masih terus meningkat meskipun penggunaan tabir surya kian intensif.

Sebuah penelitian dilakukan Environmental Working Group terhadap 1.500 merek yang beredar di pasaran, menemukan bahwa 3 dari 5 merek tersebut tidak melindungi kulit atau mengandung kimia berbahaya atau bahkan keduanya.

Merek-merek terkenal bahkan lebih buruk lagi. Setelah diuji, hanya 92 merek yang direkomendasikan, 1.204 merek perlu perhatian lebih ketika digunakan dan 319 merek harus dihindari sama sekali.

Berikut beberapa kandungan bahan kimia yang terdapat dalam tabir surya.

Asam Aminobenzoic, besar kemungkinan karsinogenik atau dapat memicu munculnya kanker, berimplikasi pada penyakit jantung. Avobenzone dapat menjadi karsinogenik, Cinoxate telah terbukti meracuni kulit. Dioxybenzone, terbukti meracuni kulit, besar kemungkinan karsinogenik, ditemukan di air, tanah dan udara. Dapat menyebabkan perubahan gender pada hewan.

Diazolidinyl urea, kemungkinan karsinogen berpengaruh pada endokrin, sistem syaraf, otak dan sistem kekebalan tubuh. Ecamsule, kemungkinan karsinogenik, homosalate dapat mengganggu endokrin.

Metylparaben, mengganggu gen, Octyl methoxycinnamate, jika terakumulasi dalam tubuh menyebabkan gangguan liver dan bepotensi menjadi karsinogen.

Octyl salicylate, dapat menyebar ke semua sistem tubuh dalam dosis sedang. Oxybenzone, kemungkinan karsinogen dan bekontribusi pada penyakit vaskular berpengaruh pada otak dan sistem syaraf hewan.

Padimate O, besar kemungkinan dapat berubah menjadi karsinogen. Demikian pula phenylbenzimidazol besar kemungkinan karsinogen, sedangkan sulisobenzone, sangat kuat menjadi racun pada kulit, titanium dioxide, dicurigai sebagai karsinogen dan Zinc Oxide jika terakumulasi pada tubuh hewan liar dapat menganggu sistem reproduksi.

Sedangkan efek pewangi, warna dan pengawetnya sudah diketahui luas. Untuk mencegah kanker kulit komponen karsinogenik harus dihindari sama sekali, Jutaan galon tabir surya dikonsumsi setiap tahun. Cara pemakainnya sederhana, cukup diusapkan ke lulit.

Jika tidak diserap kulit, tabir surya segera luntur terbilas air. Fakta lain adalah belum ada bukti bahwa tabir surya melindungi kulit dari potensi meloma. Sejumlah anjuran menyebutkan pemakaian tabir surya untuk berjaga-jaga. Pertanyaannya kemudian, apakah perlu berjaga-jaga dengan mengusapkan krim penuh bahan kimia ke kulit.

Tidak semua orang memiliki potensi terkena melanoma. Ras kaukasia yang berkulit terang beresiko 20 kali lipat lebih besar dari yang berkulit hitam. Salah satu yang dipertanyakan dari penggunaan tabir surya adalah seberapa efektif melawan kanker kulit, sementara frekuensi penggunaannya tergantung peringkat SPF (sun protection factor).

Sebagai gambaran jika mengenakan baju lengan pendek dan beraktifitas di luar ruangan, mengeluarkan keringat selama 8 jam maka sedikitnya perlu menggunakan 100 mililiter krim tabur surya. Bayangkan jika beraktifitas setiap hari, selain biaya yang dikeluarkan juga tumpukan racun di tubuh dan sampah plastik sisa kemasan.

Cara terbaik menghindari kerusakan kulit akibat terpanggang matahari adalah dengan menghindai sengatan langsung, antara pukul 10 pagi hingga 3 petang. Jika terpaksa, kenakan topi dan kacamata gelap.
***

sumber: sinar harapan online