29 April 2008

Mengenal Aglaonema, si pembawa rezeki

Mungkin bagi para hobiis, Aglaonema bukan hal yang asing lagi. Tetapi, sejarah aglaonema sampai di Indonesia – minimal asalnya dari mana – bisa jadi tidak banyak yang mengetahui. Aglaonema sebenarnya bukan tanaman hias baru di Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Asia. Bahkan beberapa verietasnya merupakan tanaman asli Pulau Sumatera. Masyarakat lebih mengenalnya sebagai sri rezeki, tanaman yang dipercaya membawa rezeki. Konon, jika tanaman yang dipercaya ini tumbuh daun baru, berarti ada tambahan rezeki bagi pemiliknya.

Aglaonema berasa dari bahasa Yunani, yaitu aglos yang berarti sinar, dan nema artinya benang. Secara harfiah aglaonema berarti benang yang bersinar. Fakta ini tampak dari salah satu spesies aglaonema yaitu, aglaonema costatum. Memiliki tulang daun berwarna putih cerah membelah kehijauan permukaan daun. Sehingga tampak menyerupai benang yang bersinar.

Mitos aglaonema sebagai pembawa rezeki melalui daunnya tampaknya menjadi kenyataan. Salah satu bukti adalah keberhasilan Greg Hambali, seorang penyilang tanaman hias Indonesia, menciptakan hibrida bernama pride of Sumatera. Tahun 1998 daunnya dijual seharga Rp. 300 ribu per helai.

Popularitas aglaonema semakin meroket setelah penyilang-penyilang Thailand yang menyebut tanaman ini sebagai ratu tanaman hias berhasil menciptakan hibrida-hibrida berdaun cemerlang, dan tampil spektakuler. Jika semula aglaonema didominasi warna hijau dan hanya beberapa bercampur merah, kini ada yang full merah, oranye, dan tembaga yang sangat menakjubkan.

Harga aglaonema pun kian melesat tinggi. Menurut pantauan di pasar tanaman hias, hibrida terbaru harga per daunnya sekitar Rp. 1 juta – Rp. 2 juta. Sedang untuk pride of Sumatera harganya turun sekitar Rp. 20 ribu per helai daun. Sedangkan prode of Sumatera variegate yang dulu sempat Rp. 250 ribu, kini sekitar Rp. 50 ribu per helai daun.




Your Ad Here