23 April 2008

Sinetron yang mendidik, ternyata masih ada

Keprihatinan terhadap berbagai tayangan televisi yang didominasi sinetron namun cenderung minim nilai edukasi tak hanya datang dari Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi. Keprihatinan serupa diungkap Edhi N. Wakhidi, produser Tridaya Mitra Utama.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, Edhi dan Mabes Polri menggarap sinetron Sebuah Kejujuran yang diharapkan bisa jadi pilihan tontonan mendidik. Menurut Edhi, di sinetron Sebuah Kejujuran tak ada adegan seorang ibu marah-marah kepada anaknya atau seorang anak membentak pembantu. Masyarakat prihatin melihat adegan tersebut. Sinetron ini mencoba menyampaikan nilai-nilai moral, budaya, etika, dan rasa nasionalisme.

Ide cerita sebenarnya datang dari Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Sisno Aniwinoto. Saat bertugas di luar negeri ia melihat berbagai tayangan mendidik, terutama seputar kepolisian, seperti film Serpico yang diperankan actor legendaries Al Pacino. Tidak seperti sinetron kita saat ini, yang menampilkan sifat iri, dengki, jahil, dan kekerasan yang membuat keadaan bertambah rumit. Banyak pembodohan dan penyesatan. Tak ada satupun film sejenis itu yang laku di luar negeri. Beda dengan film India dan Mandarin yang sarat pesan moral. Setiap film dibuat tuntas, dimana kebaikan pasti mengalahkan kejahatan.

Sinetron Sebuah Kejujuran sendiri ditayangkan setiap Senin, pukul 09.00 – 10.00 Wib di stasiun televisi Trans7, dengan para pemeran Adam Alatas, Sarah Astriani, Eddy Elang, Oyin Aisyah dan Diana Yusuf. Selama syuting, sinetron Sebuah Kejujuran mengambil lokasi di Akademi Kepolisian Semarang, Cirebon, dan Yogyakarta. Dan jika anda penasaran, silahkan tonton (dan jangan lupa membuat tulisan ya !).