13 Agustus 2008

Iklan SMS Premium dan Hotline Meningkat, Karena Masyarakat (juga) Suka

Terjawab juga akhirnya pertanyaan yang selalu menggelayuti pikiranku, setiap nonton tayangan (iklan) di televisi nasional. Bagaimana tidak, hampir di setiap televisi swasta yang tertangkap di layar TVku – kalau dihitung-hitung sih, sekitar 16-an lah – iklannya didominasi ragam sms premium, hotline service, party line, sms chat, atau apalah namanya, yang naga-naganya selalu menyarankan : ketik REG bla bla bla kirim ke nomor sekian sekian sekian (biasanya sih 4 digit).

Nah, di Harian Kontan (dan juga Kompas) awal minggu ini aku baca – berdasar survei AC Nielsen Media Research Indonesia terbaru – dalam enam bulan pertama tahun 2008 saja belanja iklan jenis ini naik sebesar 81% dari periode yang sama tahun 2007. AC Nielsen menghitung, belanja iklan aneka macam layanan SMS di seluruh media pada semester I tahun 2008 mencapai Rp. 556 miliar. Sementara belanja iklan yang sama pada semester I tahun 2007 nilainya Rp. 307 miliar.

Kalau mau dianalisa ala warung kopi, ternyata akar masalahnya sederhana juga. Yaitu disaat kondisi negara yang makin carut marut, ditambah dengan kondisi perekonomian yang tidak menentu (lebih tepatnya: harga barang kebutuhan keseharian terlalu sering naik harga), membuat masyarakat kita lebih senang ke hiburan, terutama hiburan yang sifatnya mengadu untung dan menebak nasib.

Karena ingin mendapat “tambahan” pendapatan yang instan, ya salah satu caranya adalah adu untung dengan SMS hotline berhadiah. Apalagi bulan Mei-Juni lalu begitu banyaknya ragam kuis SMS tebak skor dan sejenisnya (itu lho, yang berhubungan dengan Piala Eropa 2008) yang semua member iming-iming hadiah menggiurkan. Belum lagi ajang mencari idola, star atau bintang yang makin giat saja digeber setiap televisi swasta yang ada. Celakanya, untuk mendapatkan pengakuan sebagai “juara” ditentukan berdasar SMS yang masuk dari penonton. Maka makin seringlah diiklankan nomor SMS tersebut.

Ya apa boleh buat, memang kita butuh hiburan dan “mimpi” instan, jadi tidak mungkin juga menyalahkan sepenuhnya provider atau penayang iklan. Toh meski malu-malu untuk mengakui, sebagian besar dari kita (awas, nggak usah dijawab: kita? Lu aja kali, gue enggak… hehehe…) secara diam-diam dan kecil-kecilan pernah juga kan coba-coba menerima tawaran iklan (SMS Premium) tersebut. Kalau sudah begini, ya mari kita ketik: REG_ ........ bla-bla-bla.

AddThis Feed Button