20 Desember 2008

Hanya Karena Nonton Bola, Aku Ditolak Donor Darah

Ini sebenarnya masalah sepele. Tapi, keselnya sudah seminggu nggak hilang-hilang. Gimana nggak kesel, dalam rentang waktu 3 bulan, aku 2 kali ditolak untuk mendonorkan darahku secara sukarela, yang secara rutin dilakukan di kantor tiap 3 bulan sekali.

Memang, 3 bulan silam alasannya lumayan bisa aku terima, yaitu kadar HB-ku katanya diatas rata-rata – kalau di manual syarat-yarat untuk menjadi donor darah sih cuma disebutkan minimalnya saja, yaitu 12.5 gr% – sehingga berpengaruh pada kualitas darah yang diambil.

Sedang hari Senin kemarin (15 Desember 2008) semua syarat sudah beres, mulai dari tekanan darah, kadar HB sampai berat badan oke semua. Eeeeh… hanya gara-gara keceplosan ngomong kalo aku semalam cuma tidur 2 jam (karena nonton Juventus lawan AC Milan sampai pagi), langsung aku dinyatakan “tidak lulus” untuk jadi pendonor. Kata Bu Dokter, pendonor minimal harus tidur berturut-turut selama 4 jam.

Ya sudah, sambil keluar ruang aula tempat donor darah berlangsung, aku hanya bisa berkata dalam hati, “Betapa susahnya untuk berbuat amal kebaikan.” Masalahnya, saat ini aku sudah melakukan donor darah lebih dari 30 kali. Yaitu mulai dari umur 17 tahun (saat jadi anggota PMR di bangku SMA), pas gabung di KSR-PMI saat masih kuliah, sampai sudah bekerjapun aku tetap donor darah. Dan beberapa kali dalam kondisi kurang tidur, tapi nggak papa tuh!

Seperti aku tulis tadi, berbuat amal kebaikan bisa kapan saja dan dimana saja. Jadi, khusus untuk donor darah ini, barangkali suatu saat ada teman-teman yang membutuhkan darah (golongan A), boleh deh menghubungi aku. Selama aku sehat, Insya Allah aku akan sumbangkan darahku dengan sukarela kepada siapapun yang membutuhkan!

AddThis Feed Button