16 April 2008

Manfaat Madu : Memelihara Kekebalan Tubuh

Rutinitas baca milist alumni SMA tiap pagi, memang lumayan menyenangkan. Tidak banyak sih surat yang muncul dalam seharinya, tetapi sekali muncul pasti bikin ger-geran, ngakak sepuasnya. Tapi hari ini koq ada email yang serius (Subyeknya : Madu Manuka), dikirim oleh Taufiq – sang moderator. Pas aku urut-urut ke belakang, ternyata jawaban dari emailnya Ely (di Korea) yang nyari informasi penjual madu Manuka.

Yang menarik, Taufiq juga melampirkan satu artikel tentang madu, yang diambil dari website Health News Sun edisi 30 Desember 2007. Artikel ini judulnya : Madu – Aktif Memelihara Kekebalan Tubuh. Barangkali berguna, berikut petikannya :

Khasiat madu sebagai pemelihara kondisi tubuh sudah dikenal selama ribuan tahun. Secara tradisional masyarakat di Mesir, Babilonia, Cina, hingga Indonesia, menggunakan madu untuk menjaga kesehatan sekaligus mengobati penyakit.

Sebutlah radang tenggorokan, gangguan ginjal dan lever, juga ketika badan terasa sangat letih, bisa dipulihkan dengan madu. Tak jarang pula bila kita mengalami luka di kulit, misalnya akibat infeksi, luka bakar, atau bengkak digigit serangga, ibu akan mengoleskan cairan keemasan ini. Ramuan jamu, kerap dibubuhi madu untuk mengurangi rasa pahit sekaligus menambah khasiatnya.

Selain sebagai obat, madu juga disajikan di meja makan untuk teman makan roti saat sarapan atau dibubuhkan ke cangkir teh, dan untuk memasak. Malah madu juga dijadikan masker agar kulit wajah selalu halus, cerah, dan cantik.

Lawan Radikal Bebas

Saat ini manfaat sehat madu tak hanya berdasarkan data empiris, tetapi sudah didukung oleh berbagai penelitian ilmiah. Riset yang dilakukan ahli biokimia dari University of California, Heidrun Gross, dan timnya menemukan, konsumsi empat sendok makan madu per hari, selama 29 hari, dapat meningkatkan kadar antioksidan polifenol dalam darah. Dengan kondisi ini tubuh akan siap melawan efek buruk radikal bebas. Kita tahu, radikal bebas dapat memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif.Penelitian lain dilakukan pada orang dengan diabetes tipe-2 dan orang dengan kadar kolesterol tinggi. Selama 15 hari, delapan orang sehat, enam pasien tinggi. kolesterol, juga tujuh pasien DM, masing-masing diberi madu murni, madu tiruan, dan gula.

Hasilnya, pada responden sehat, gula dan madu tiruan berefek negatif serta positif yang tidak bermakna, tetapi madu murni dapat mengurangi kolesterol total hingga 7 persen, trigliserida 2 persen, protein reaktif-C 7 persen, homosistein 6 persen, gula darah 6 persen, dan meningkatkan HDL 2 persen.Tingginya kadar homosistein maupun protein reaktif-C dapat meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah. Pada pasien tinggi kolesterol, madu palsu meningkatkan LDL, sedang madu murni mengurangi kolesterol total 8 persen, LDL 11 persen, dan protein reaktif-C 75 persen. Pada pasien DM, madu murni secara bermakna menurunkan gula darah.

Madu terasa manis karena berkadar gula tinggi (80-90 persen). Yang terbanyak berupa gula sederhana (monosakarida) sekitar 55-70 persen, lalu glukosa dan sukrosa dalam jumlah lebih sedikit. Juga memiliki sedikit gula kompleks seperti maltosa, FOS (fruktosaoligosakarida), GOS (glukosaoligosakarida), serta amilosa.Dengan mengonsumsi gula ini tubuh akan mendapat energi lebih cepat. Karena itu, jika kita rajin minum madu, keluhan letih-lemah akan mudah hilang. Di samping itu, madu juga mengandung berbagai vitamin, mineral, protein, enzim-enzim, asam lemak, asam organik, dan beberapa senyawa fitokimia.

Sebenarnya, masih panjang artikel tentang madu ini. Tapi berhubungan “inti” dari masalahnya sudah terangkum semua, jadi ya dicukupkan sampai disini dulu aja. Atau, kapan-kapan deh aku munculkan lagi lanjutannya. Ingetin ya…! Hehehehe…..