
Nah, Pak Vint ini juga menjelaskan bahwa situs web tidak memiliki cukup kode khusus yang memungkinkan komputer terhubung satu sama lain. Untuk menyelamatkan kondisi seperti ini, perlu diciptakan sistem baru. Kalau tidak, ketika alamat protokol internet (IP) telah habis, jaringan internet terancam dan banyak komputer tidak akan bisa online. Ibaratnya, seperti juga saat internet kehabisan nomor telpon. Tanpa nomor baru, tidak akan ada pengguna baru.
Asal tahu saja, ketika internet diciptakan pada tahun 1977, terdapat 4,2 miliar alamat yang tersedia di sistem protokol internet versi 4 (IPv4). Setiap alamat di IPv4 memiliki serangkaian 32 nomor kembar. Seiring cepatnya perluasan broadband di seluruh dunia, diperkirakan alamat-alamat itu akan habis pada tahun 2010.
Tapi nggak usah khawatir dulu. Sebuah sistem baru dinamakan IPv6 (The Internet Protocol version 6) telah siap dan sudah digunakan di Jepang. Sistem ini digunakan untuk menghubungkan ribuan sensor gempa bumi melalui sistem komputer, yang mampu mengirimkan sinyal otomatis ke program televisi dan mengubah lampu lalu lintas menjadi merah. IPv6 berukuran sepanjang 128 bits yang menyediakan 340 triliun triliun triliun (kemungkinan) alamat. Jadi, mestinya Pak Vint Cerf itu sudah bisa tenang sekarang (termasuk kita kita juga tentunya). Begitu kan?
