17 Oktober 2008

Kriminalitas di Jakarta Meningkat, Cermin Stres Masyarakat yang Tinggi

Waduh.., baca judulnya aja udah serem ya? Hehehe.., sesekali mengungkap realitas yang terjadi di masyarakat sekitar kita (baca: wilayah Ibukota) toh tak ada jeleknya. Sebab, seperti yang dirilis Biro Operasi Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu, dalam kurun waktu 8 bulan (Januari – Agustus 2008) di wilayah Jakarta dan sekitarnya telah terjadi 50 kasus pembunuhan. Sebuah angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan wilayah kepolisian daerah lainnya di Indonesia, dalam kurun waktu yang sama.

Dan yang memprihatinkan, mayoritas kasus tersebut dilandasi motif ekonomi. Mungkin menarik kalau kita menyimak analisa Indonesia Police Watch (IPW) tentang masalah ini, bahwa tingginya kasus pembunuhan tersebut identik dengan tingkat stres masyarakat Jakarta lebih tinggi dibanding masyarakat di provinsi lain. Jadi, pembunuhan itu banyak dipengaruhi tingkat sres yang tinggi, baik karena tekanan ekonomi, tekanan lingkungan seperti terbatasnya ruang publik, maupun kemacetan dimana-mana.

Ditinjau dari segi psikologi masyarakat pun, mengutip tulisan Pak Sartono Mukadis – psikolog dari Universitas Indonesia (UI) di salah satu koran ibukota (biar tulisan di blog ini mempunyai dasar kuat, harus pake literatur juga donk, hehehe…) – masyarakat jadi resah karena harga-harga melambung tinggi. Juga, masyarakat melihat situasi Negara yang tidak ada kepastian hokum, membuat mereka tidak nyaman. Akibatanya, muncul kemarahan terpendam, yang jika tidak segera ditangani akan menimbulkan akibat buruk, seperti membunuh orang lain hanya karena tersinggung sedikit saja.

Nah, kalau sudah begitu, tentu semua berpulang pada kita – sebagai warga masyarakat – untuk menyikapi kejadian obyektif yang terjadi di sekitar kita tersebut. Konkritnya, agar kita tidak “masuk lingkaran” kriminalitas (baik subyek maupun obyek), sebaiknya menghindari gesekan horizontal yang bisa menimbulkan munculnya kejahatan. Seperti: penampilan “berlebihan” di ruang publik, mempertahankan ego di tempat-tempat kemacetan (biasanya akan cepat marah terhadap hal-hal sepele), atau antisipasi dini dengan mulai mengenal dan memperhatikan lingkungan dimana kita bertempat tinggal.

Tentu hal-hal tersebut diatas, bukan hanya diperuntukkan teman-teman yang tinggal di wilayah ibukota semata, tetapi untuk siapapun yang ingin hidup lebih tenang, nyaman dan aman. Habis, nyawa kita kan cuma satu, kalau tidak dijaga dengan baik (apalagi sampai melayang), mau dicari dimana penggantinya hayo?

AddThis Feed Button