03 Januari 2010

Puisi, Makhluk Apakah Ini ?

Pagi hari, seminggu yang lalu, saat berjalan menuju ruang kerja, salah satu teman kantor – yang saat itu kebetulan berpapasan – menegurku, “Mas.., bisa bikin puisi ndak ? Tolong dong bantuin bikin, anak saya yang kelas 2 SMP dapat tugas bikin puisi nih”. Walah, menulis puisi ? Nggak kepikir deh. Dengan halus kujawab bahwa aku tidak biasa bikin puisi, kalau menulis bebas sih sudah biasa.

Eeeeh.. ndilalah (ini terjemahan bahasa Indonesia-nya apa ya?) pas bersih-bersih file di laci meja tadi sore, koq menemukan beberapa coretan saat masih mahasiswa dulu, yang aku sendiri kurang paham apakah ini masuk kategori puisi atau apa. Sebab, menurut Wikipedia (ensiklopedia bebas yang ada di dunia maya) Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.

Berikut salah satu contoh coretan – khawatir salah kalau kutulis dengan sebutan PUISI – yang saat itu aku tulis di sebuah tempat wisata di Pulau Lombok :

ASA

(i)
sepotong asa slalu hadir
saat mentari ‘kan menepi
menanti sua yang kembara
semakin maya …

(ii)
batas langit
‘lah sampai
meski gelap…
: tak tertembus !

(iii)
kini, hanya langit kelam
dan mendung tebal
temani mimpi panjang
: yang tak pasti ?

(Narmada, 27 Nopember 1992)

Memang, tidak perlu diberi penjelasan saat “suasana hati” bagaimana aku tiba-tiba bisa menuliskannya. Karena, sebagaian pakar puisi menjelaskan bahwa puisi bisa “muncul” jika yang dituliskannya adalah curahan dari suasana hati (yang sebenarnya) pada saat menulis.

Dan masih banyak coretan-coretan yang lain (masih dipilih-pilih, mana yang layak di publish, hehehe...), yang akan ditampilkan di blog ini secara rutin di awal bulan. Sabaaar…..!


*sumber foto: linguafranca28.files.wordpress.com



AddThis Feed Button