14 Oktober 2008

Betapa Amburadulnya Sepakbola Indonesia Saat Ini

Luar biasa memang sepakbola Indonesia saat ini. Bukan.., bukan karena prestasinya tentunya. Tapi, carut marut yang terjadi di kepengurusan PSSI – karena Ketua Umum (Nurdin Halid) dan Bendahara Umum (Hamka Yandu) terlibat kasus korupsi dan sedang menjalani hukuman penjara – berimbas pada roda kompetisi yang sedang bergulir.

Simak saja berita sepakbola nasional yang terjadi dalam sebulan ini, baik yang terjadi di Indonesia Super League (ISL) maupun Divisi Utama, yaitu: penonton bentrok dengan aparat keamanan yang terlalu represif, kelompok suporter menyerang penonton lawan gara-gara saling ejek, pemain saling baku pukul di tengah lapangan, ada lagi manajer tim memukul wasit yang dinilai berat sebelah, dan yang lebih parah lagi ada wasit yang memberi bogem mentah pengurus klub sampai berdarah-darah karena takut dipukul duluan.

Itu tadi untuk urusan di kompetisi antar klub. Untuk tingkat tim nasional, lebih parah lagi. Yang paling hangat, Tim Nasional U-17 yang berlaga dalam kancah Piala Asia di Uzbekistan dijadikan bulan-bulanan tim nasional dari negara Korea Selatan (kalah 0-9), Suriah (kalah (1-2) dan India (kalah 0-1). Kalah dari Korea Selatan dan Suriah mungkin bisa dimaklumi, tetapi kalah dari India, sebuah negara yang masih tertinggal sepakbolanya? Sesuatu yang tidak masuk akal, sepertinya. Belum lagi tim nasional Putri yang sedang berlaga di Piala Asean (AFF) di Vietnam. Dua pertandingan awal sudah dibantai Vietnam 0-4, dan kalah dari Laos 0-1. Lagi-lagi dari sebuah negara yang baru mengenal sepakbola!

Kalau mau membuka “cacat” yang terjadi pada induk organisasi olahraga rakyat ini, tentu tak cukup untuk ditulis di halaman blog ini. Tetapi, untuk membenahi semua “kekacauan” yang ada tersebut, kuncinya cuma satu: membentuk kepengurusan PSSI yang baru. Bukannya apa, induk sepakbola internasional (FIFA) saja – lewat situs resminya – jelas-jelas tidak mengakui Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI, karena dianggap tidak sah saat pemilihan ketua (tidak sesuai AD/ART). Nah, bagaimana sepakbola Indonesia bisa berjalan lancar (dan maju) kalau induk organisasinya saja dipimpin oleh orang-orang bermasalah serta tidak diakui legitimasinya?


AddThis Feed Button