15 Desember 2008

Lombok, Sudah Berubah Banyakkah Sekarang?

Ada dua hal yang membuat aku tiba-tiba ingin menulis tentang Lombok. Pertama, saat melakukan kunjungan rutin ke blog teman-teman - satu hal yang aku lakukan sebelum pulang kerja - aku menemukan beberapa blog yang dibuat oleh teman-teman dari Lombok. Kedua, sesampainya di rumah, di salah satu stasiun televisi swasta ada tayangan tentang Merarik, yang (kebetulan) merupakan salah satu budaya Lombok tentang “pencurian” gadis pujuaan oleh seorang pemuda untuk dinikahi.

Yup.., aku pernah tinggal di Lombok, kira-kira 15 tahun silam. Tentu, Lombok yang saat itu menurutku masih sangat asri dan apa adanya. Bahkan, dalam dunia pariwisata muncul pameo : Di Bali orang tidak bisa melihat Lombok, tetapi di Lombok orang bisa melihat Bali dan Lombok sekaligus. Memang benar, (wisata) Lombok seperti Bali saat baru dikenal dunia karena wisatanya. Masih “perawan” dan belum tersentuh hangar bingar dunia modern seperti di Bali (tapi, aku nggak tau Lombok saat ini sudah kayak apa?).

Di Lombok, aku pernah melihat dan merasakan daerah tandus sekaligus minus di wilayah selatan (Kecamatan Keruak dan sekitarnya). Disana aku menjumpai daerah yang sangat sulit mencari air, sehingga harus jalan kiloan meter hanya untuk mendapat air bersih. Bahkan, aku pernah tertawa lepas, saat mendengar pertanyaan Bapak Bupati Lombok Timur kepada warganya (dalam sebuah acara temu wicara), “Kalau bapak-bapak mandinya seminggu sekali, terus gimana kalau habis berkumpul dengan istrinya?

Kenangan yang indah tentu ada. Karena tinggal dekat dengan Ampenan (dahulu pelabuhan penyeberangan, sebelum dipindah ke Lembar), aku sering sore-sore main di sepanjang pantai Ampenan. Wuiiih…, segar banget anginnya, apalagi kalo sambil main layang-layang atau sepakbola. Kalo terasa lapar, tinggal melanjutkan jalan-jalan ke pasar tradisional Kebon Roek (katanya sih, sekarang sudah menjadi pasar besar, pindahan dari Ampenan). Di pasar ini, dulu paling seneng beli jajanan pasar, seperti lupis, tiwul, gethuk, dan jajanan khas Jawa lainnya (aneh ya, di Lombok tapi yang dicari makanan tradisional khas Jawa, hehehe…).

Yang lain? Tentu saja obyek wisata seperti taman Suranadi, Narmada dan Mayura, pantai Senggigi (dulu tuh.., belum banyak hotel berdiri, dan nelayan bebas melaut di seputar pantai ini. Tapi sekarang katanya udah penuh dikelilingi hotel….), pantai Kuta di Lombok Tengah (pasir putihnya.., lembutnya ndak pernah ada di pantai manapun lho). Pokoknya, Lombok tidak pernah terlupakan, meski aku tak lama menikmatinya. Sekarang Lombok gimana ya?

AddThis Feed Button