Air terjun
Coban Jahe tepatnya berada di Dukuh Begawan, Desa Pandansari Lor, Kecamatan
Jabung, Kabupaten Malang. Lokasi coban masuk dalam wilayah Perhutani Unit II
Jawa Timur KPH Malang yaitu Perhutani RPH Sukopuro, Jabung. Coban (bahasa Jawa
Timuran yang artinya air terjun) yang masih sangat alami ini juga dikenal oleh
masyarakat setempat sebagai air terjun Begawan.
Nama Jahe,
konon dulu berasal dari kata pejahe yang dalam Bahasa Jawa berarti meninggalnya. Nama itu disematkan
penduduk setempat yang mengumpulkan jenazah para pejuang akibat bombardir
Belanda pada sekitar tahun 1947. Lama kelamaan lidah warga setempat sering
menyebut dua suku kata terakhir saja, yaitu jahe. Nama pejahe-pun berganti jahe. Menurut penduduk setempat,
pasukan TRI yang bernama Gagak Lodra ini akan melakukan perjalanan menuju
Lumajang tetapi diserang oleh kekuatan udara Belanda sehingga peleton pasukan
beranggotakan 38 orang ini gugur.
Coban Jahe
berjarak sekitar 23 km dari Kota Malang arah tenggara atau hanya membutuhkan
waktu sekitar 1 jam untuk sampai di tempat wisata ini. Kita bisa menggunakan
jalur dari Kecamatan Tumpang lalu ke kiri menuju ke Desa Sukopuro, Jabung.
Tidak jauh dari gapura pintu masuk Kota Tumpang terdapat tanda petunjuk arah
menuju Coban Jahe. Dari petunjuk arah ini menuju lokasi Coban Jahe masih
sekitar 7 km lagi. Setelah melintasi jalan desa yang cukup mulus, sejumlah
persimpangan jalan memang sedikit membuat bingung.
Namun jangan
khawatir, telah ada penanda arah menuju lokasi air terjun ini. Cari saja sebuah
tugu dari sekian banyak persimpangan yang dinamakan Tugu Kemalon. Tugu ini
menjadi penanda utama menuju Coban Jahe. Dari Tugu Kemalon, perjalanan
sesungguhnya dimulai. Sebab dari sinilah kita mulai masuk jalur pegunungan yang
berkelok, licin, dan menanjak. Jalan tanah ini akan kita lalui sejauh 5
kilometer. Di ujung jalan, terdapat sebuah Taman Makam Pahlawan (TMP) yang
bernama Kali Jahe. Sekitar 50 meter setelah TMP tersebut, kita bisa melihat
pintu masuk menuju lokasi Coban Jahe.
Menelusuri
jalan setapak menuju lokasi air terjun harus benar-benar hati-hati, dalam
kondisi cuaca cerah pun jalan cukup licin, ini terjadi karena lembab dan
terdapat sumber air yang menggenang bahkan mengaliri beberapa bagian jalan
tersebut. Kondisi jalan hanya jalan setapak berupa tanah melalui pematang sawah
di kanan-kiri serta kebun dan beberapa bagiannya makadam. Di sekitar lokasi
ini, pohon mahoni cukup banyak.
Bagi
pengendara kendaraan roda dua masih bisa untuk memarkir kendaraannya di dekat
air terjun. Akan tetapi, bagi Anda yang membawa mobil sangat sulit untuk
mendekati coban. Anda dapat memarkirkan kendaraan di hamparan tanah
kosong sekitar 100 m dari pintu masuk tersebut selanjutnya harus berjalan
kaki sampai ke lokasi.
Gemuruh air terjun Coban Jahe dari tempat parkir sudah terdengar
jelas. Di dekat air terjun ini juga terdapat tebing dengan kontur yang kasar
dan melebar di bagian atasnya. Warna kuning kecoklatan seperti warna jahe
menjadi warna yang dominan di tebing ini.
Coban Jahe
memiliki ketinggian sekitar 30 m dengan batu-batu cadas berukuran raksasa di
dinding dan kolam kecil di bawahnya. Udara di sekitarnya sangat sejuk, masih
banyak pepohonan hijau yang menjadi peneduh alami di air terjun ini. Oleh
karena itulah, air terjun ini masih tergolong sangat alami. Panorama air terjun
Coban Jahe cukup indah dengan dikelilingi dinding-dinding padas yang menjulang
tinggi, menambah eksotik pemandangan.
Air terjun
yang jatuh dari ketinggian sekitar 40 meter ini, menimbulkan riak-riak dan
mengalirkan buih-buih menuju aliran sungai di bawahnya. Udara segar begitu
terasa, ditambah rerimbunan pohon menambah kesejukannya. Sayangnya di lokasi
wisata ini tidak ada fasilitas pendukung untuk kenyamanan pengunjung. Fasilitas
yang tersedia hanya berupa tanah kosong untuk berkemah.
Jalur-jalur
wisata alam, yang dilengkapi dengan bumi perkemahan di kawasan Coban Jahe
tersebut, tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta alam, dan petualang
yang suka akan wisata menantang. Kawasan Coban Jahe sendiri sangat ramai
dikunjungi wisatawan khususnya pada Sabtu dan Minggu. Tarif masuknya pun murah,
hanya Rp 2.000 per orang. Para pengunjung yang datang pada hari Sabtu biasanya
memang sengaja untuk melakukan kegiatan perkemahan.
***
sumber: ngalam.web.id