Tampilkan postingan dengan label SBY. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SBY. Tampilkan semua postingan

31 Januari 2011

Inilah “Email Suap di Piala AFF” yang Dikirim ke Presiden SBY

Sudah baca (atau, minimal dengarlah…) surat kaleng yang dialamatkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ditembuskan kepada Menteri Olahraga, Ketua KPK, Ketua DPR, serta Ketua KONI yang menyebutkan sejumlah dugaan adanya praktik jual beli pertandingan timnas Indonesia yang dilakukan pejabat teras PSSI kepada bandar judi kelas kakap di Malaysia ? Nah, ternyata hari ini email itu mulai beredar luas di dunia maya.

Tidak hanya menuding oknum PSSI telah dengan tega membuat Indonesia kalah telak dari Malaysia 0-3, surat yang dikirimkan seseorang bernama Eli Cohen tersebut juga menuding sejumlah nama pejabat teras PSSI yang mendapatkan keuntungan dengan jumlah sangat besar dengan kekalahan Indonesia tersebut.

Bagaimana surat itu? Inilah surat tersebut.

----------------
From: eli cohen
Date: Sun, 30 Jan 2011 14:36:16 +0700
To: ; ;
Subject: Mohon Penyelidikan Skandal Suap saat Piala AFF di Malaysia
Kepada Yth. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia
Di Jakarta

Dengan Hormat, Perkenalkan nama saya Eli Cohen, pegawai pajak dilingkungan kementrian Keuangan Republik Indonesia. Semoga Bapak Presiden dalam keadaan sehat selalu.

Minggu ini saya membaca majalah tempo, yang mengangkat tema khusus soal PSSI. Saya ingin menyampaikan informasi terkait dengan apa yang saya dengar dari salah satu wajib pajak yang saya periksa dan kebetulan adalah pengurus PSSI (maaf saya tidak bisa menyebutkan namanya) . Dari testimony yang disampaikan ternyata sangat mengejutkan yaitu adanya dugaan skandal suap yang terjadi dalam Final Piala AFF yang dilangsungkan di Malaysia.

Disampaikan bahwa kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Hal ini terjadi karena adanya permainan atau skandal suap yang dilakukan oleh Bandar Judi di Malaysia dengan petinggi penting di PSSI yaitu XX dan XXX (ia menulis inisial dua nama, Red).

Dari kekalahan tim Indonesia ini baik Bandar judi maupun 2 orang oknum PSSI ini meraup untung puluhan miliar rupiah.

Informasi dari kawan saya, saat dikamar ganti dua orang oknum PSSI ini masuk ke ruang ganti pemain (menurut aturan resmi seharusnya hal ini dilarang) untuk memberikan instruksi kepada oknum pemain. Insiden “laser” dinilai sebagai salah satu desain dan pemicunya untuk mematahkan semangat bertanding.

Keuntungan yang diperoleh oleh dua oknum ini dari Bandar judi ini digunakan untuk kepentingan kongres PSSI yang dilangsungkan pada tahun ini. Uang tersebut untuk menyuap peserta kongres agar memilih XX kembali sebagai Ketua Umum PSSI pada periode berikutnya.

Saya bukan penggemar sepak bola, namun sebagai seorang nasionalis dan cinta tanah air saya sangat marah atas informasi ini. Nasionalisme kita seakan sudah dijual kepada bandar judi untuk kepentingan pribadi oleh oknum PSSI yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karenanya saya meminta Bapak Presiden untuk melakukan penyelidikan atas skandal suap yang sangat memalukan ini.

Semoga Tuhan memberkati Negara ini.

Hormat Kami,
Eli Cohen Pegawai Pajak

Tembusan:
1. Menteri Olah Raga
2. Ketua KPK
3. Ketua DPR
4. Ketua KONI

12 Desember 2008

Hasil Survey Puskaptis: SBY dan Mega Bersaing di 2009

Pemilu menjelang, musim survey-pun datang. Dan, Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Universitas Indonesia juga sudah mengekspos hasil survey – tentang siapa Presiden yang akan dipilih pada Pemilu 2009 – yang dilakukan mulai 24 November hingga 3 Desember 2008.

Jajak Pendapat Puskaptis menggunakan metode stratified random sampling dengan margin kesalahan 3%-5%, menjaring pendapat dari 1.250 responden di 33 provinsi dan 132 kabupaten atau kota di Indonesia.

Hasilnya, 37,5% responden memilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), 35,61% memilih Megawati, 10,59% Prabowo Subiyanto, 6,66% Sultan Hamengkubuwono X, 3,76% Jusuf Kalla, 2,21% Amien Rais, 1,98% Wiranto, 1,26% Sutiyoso, dan 0,36% memilih Yusril Ihza Mahendra.

Jajak pendapat tersebut lebih lengkapnya juga mengungkapkan prosentase calon presiden berdasarkan siapa wakil presiden pendampingnya. Ternyata, pilihan responden selalu tidak sama, tergantung siapa pasangan calon presiden tersebut.

Mengutip kalimat yang sering diucapkan mantan presiden Abdurrahman Wahid, bahwa survey yang memakai media telepon sebagai sarana pengambilan sample, lebih banyak “tidak tepatnya” kalau dikatakan sebagai representasi suara masyarakat atau rakyat. Karena, para pemilih tradisional yang sebenarnya sangat potensial (biasanya tinggal di pedesaan dan pelosok) justeru tidak pernah diikutkan survey, karena memang mereka ini tidak punya saluran telepon di rumahnya.

Jadi, bagi aku pribadi, hasil-hasil survey semacam ini ya hanya untuk “hiburan” semata. Karena ada hasil sesungguhnya yang lebih konkrit, yaitu saat Pemilu 2009 dilaksanakan.


AddThis Feed Button