Tampilkan postingan dengan label Irak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Irak. Tampilkan semua postingan

21 Desember 2008

Ada yang (Akan) Memberi Award pada Si Pelempar Sepatu Bush

Di penghujung tahun 2008, ada saja kejadian-kejadian yang cukup menggelikan. Dan yang paling “seru” menurutku, adalah kado akhir jabatan George W. Bush sebagai presiden Amerika Serikat, berupa lemparan sepatu wartawan – koresponden TV Al Baghdadia di Bagdad, namanya Muntazer al-Zaidi – saat Bush berkunjung ke Irak.

Meski menjadi sebuah pro dan kontra atas tindakan wartawan berumur 28 tahun itu, secara pribadi aku “mendukung” tindakan itu. Minimal, ini bentuk perlawanan bahwa tidak semua rakyat Irak bisa menerima sepenuhnya perlakuan Amerika Serikat melakukan invasi 2003. Memang Zaidi salah – membuat malu negara Irak dan menghina kepala negara yang sedang bertamu – tetapi tindakan Zaidi juga telah membuka mata dunia internasional bahwa inilah representasi “kemarahan” rakyat Irak pada Amerika Serikat.

Lucunya, entah karena malu karena mendapat serangan tak terduga, Bush yang sudah berusia lanjut itu mengomentari bahwa insiden ini adalah hal yang menarik (aku masih mencari-cari, letak menariknya bagi Bush itu dimana ya?). Lebih menarik lagi, Aisha – putri pemimpin tertinggi Libya, Moamer Kadhafy – akan memberi penghargaan “Medali Atas KeberanianZaidi, atas tindakan lemparan 2 sepatu tersebut.

Kabar terakhir – yang sempat aku lihat di tayangan televisi – sepatu yang “hampir” menerpa wajah Bush tersebut (untung lho, Bush begitu sigap menundukkan kepalanya, hehehe…), sudah ada yang menawar seharga Rp. 232 miliar.

Dan, kalau saja Zaidi punya blog pribadi – seperti yang pada baca tulisan ini, hehehe – pasti sudah aku kasih “Award” sekaligus PR (Pekerjaan Rumah) dengan tema: Tuliskan 10 Hal yang Membuat Anda Berani Melempar Sepatu ke Presiden Bush. Kira-kira, diantara para blogger, ada yang tau blog-nya Muntazer al-Zaidi enggak?

Sumber foto: www.sfgate.com

AddThis Feed Button

07 Agustus 2008

Obama Janji Tarik Pasukan AS di Irak tahun 2010

Persaingan menuju orang nomor satu negara adikuasa Amerika Serikat (AS) makin memanas. Seperti dilaporkan AFP, calon presiden AS dari Partai Demokrat Barack Obama mendapat dukungan besar dari Perdana Menteri (PM) Irak Nuri al-Maliki terkait penarikan pasukan AS hingga 2010.

Senat di Washington – minggu terakhir Juli 2008 – mengeluarkan pernyataan tertulis Obama bahwa PM Irak telah mengungkapkan sekarang waktu yang tepat untuk memulai rencana pengaturan kembali tentara AS di Irak, termasuk jumlah dan misi mereka di Irak.

Obama berada di Irak setelah berkunjung ke Afganistan sehari sebelumnya. Lawatan ini bertujuan untuk memantau perkembangan terbaru dan pengumpulan data serta fakta seputar situasi di Irak. Senator Rhode Island dari Demokrat Jack Reed serta Senator Nebraska dari Republik Chuck Hagel ikut hadir dalam rombongan Senator Illinois tersebut.

Capres kulit hitam pertama di AS tersebut berjanji bila terpilih sebagai presiden pada November mendatang, langkah awal yang akan dikerjakannya adalah mengubah kebijakan AS, khususnya menumpas kelompok teroris Al-Qaeda dan Taliban. Dia berjanji akan menarik pasukan AS di Irak sebanyak satu hingga dua brigade selama kurun waktu 16 bulan.

Di sela-sela pertemuan, Maliki mengungkapkan gambaran situasi keamanan terbaru di Irak kepada Obama. Menurut pernyataan tertulis Maliki, Irak telah sukses menyelesaikan tantangan permasalahan dan keamanan. Irak berhasil menang atas Al-Qaeda dan kelompok milisi lainnya. Saat ini Irak berusaha membangun perekonomiannya.

Obama menilai fokus AS di Irak merupakan suatu kesalahan besar. Dia meyakini saat ini kelompok yang dituding sebagai dalang insiden 11 September 2001 silam mulai mengembangkan kekuatannya di Afganistan.

Jauh sebelum kunjungan Obama, Maliki dan Presiden AS George W. Bush sepakat untuk memasukkan jadwal waktu penarikan pasukan AS dalam pembahasan pakta keamanan AS-Irak. Mengenai hal ini, juru bicara Gedung Putih, Dana Perino, menegaskan waktu definitif tidak termasuk dalam pakta tersebut.


AddThis Feed Button

06 Agustus 2008

Ada Campur Tangan Politik, Irak Dilarang Ikut Olimpiade 2008

Berita buram dari Irak tak hanya masalah politik semata. Dunia olahraga Irak juga terkena masalah. Yaitu Komite Olimpiade Internasional (IOC) melarang Irak mengikuti Olimpiade Beijing, China, 8-24 Agustus 2008. Pelarangan ini merupakan suatu pukulan keras terhadap tujuh atlet Irak yang berharap berangkat ke China.

Pelarangan oleh induk olahraga internasional (IOC) ini diungkapkan dalam sebuah surat resmi yang dikeuarkan 23 Juli 2008. Surat tersebut ditujukan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Irak, Jassim Muhammed Jaafar.

Menurut IOC, pelarangan ini merupakan kelanjutan dari satu pelarangan yang pertama kali ditujukan terhadap para atlet Irak bulan lalu. Namun, pemerintah Irak tidak kooperatif dengan pelarangan pertama tersebut. Akibat tidak menghiraukan pelarangan pertama, IOC memberi vonis lebih keras lagi. Yakni, para atlet Irak dilarang berkompetisi di Olimpiade Beijing.

Dalam salah satu bagian suratnya, IOC menuliskan: Meskipun IOC dan OCA (Dewan Olimpiade Asia) secara bersama-sama telah melakukan segala upaya selama selama satu bulan terakhir untuk menentukan penyelesaian positif bersama pihak berwenang Pemerintah Irak, kami dengan sangat menyesal memberitahu anda bahwa keputusan dewan eksekutif IOC tertanggal 4 Juni 2008 untuk membekukan Komite Olimpiade Nasional Irak dikukuhkan.

IOC membekukan Irak karena adanya campur tangan politik dalam Komite Olimpiade Nasional Negara tersebut. Komite Olimpiade Nasional Irak dibubarkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Irak, bulan lalu, dan menggantinya dengan suatu panel baru yang diketuai oleh Menteri Jafar. Inilah yang menyebabkan IOC menjatuhkan sangsi keras, yaitu pelarangan mengikuti olimpiade Beijing.



AddThis Feed Button